Jakarta - Isu aksesibilitas menjadi perhatian serius Badan Anggaran DPR RI dalam pembahasan pengembangan Geopark Nasional Dieng. Anggota badan tersebut menekankan bahwa penguatan infrastruktur, khususnya yang terkait konektivitas antar-situs wisata, adalah langkah fundamental untuk mengoptimalkan potensi pariwisata kawasan ini. Tanpa jaringan transportasi yang memadai, banyak lokasi menarik di Dieng tetap terisolasi dan tidak memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar.
Kondisi jalan menuju dan di dalam kawasan Dieng saat ini masih menjadi kendala bagi beberapa jenis kendaraan dan pada musim tertentu. Jalan yang sempit, berkelok, dan kurang terpelihara membatasi aksesibilitas dan berpotensi mengurangi minat wisatawan. Oleh karena itu, pembahasan di DPR mengarah pada pentingnya alokasi anggaran untuk rehabilitasi dan peningkatan kualitas jalan secara berkelanjutan, dengan memperhatikan daya dukung lingkungan.
Selain jalan, pengembangan moda transportasi umum yang terintegrasi sangat didorong. Keberadaan shuttle bus atau kendaraan wisata khusus yang dapat membawa pengunjung berkeliling dari satu titik ke titik lainnya akan mengurangi kepadatan lalu lintas kendaraan pribadi. Sistem ini juga dapat dirancang dengan titik kumpul di gerbang utama geopark, sehingga meningkatkan kenyamanan dan keselamatan perjalanan.
Peningkatan konektivitas ini diharapkan dapat mendistribusikan arus wisatawan lebih merata. Selama ini, kunjungan cenderung terpusat pada beberapa lokasi populer seperti Kawah Sikidang atau Telaga Warna. Dengan akses yang lebih baik, destinasi lain yang tak kalah menarik seperti Candi Arjuna kompleks, Telaga Pengilon, atau desa-desa agrowisata dapat lebih banyak dikunjungi, sehingga ekonomi masyarakat setempat lebih terdongkrak.
Infrastruktur pendukung seperti area parkir yang luas di titik-titik strategis, shelter tunggu, dan rambu-rambu petunjuk yang informatif juga menjadi bagian dari sistem konektivitas yang wajib dibangun. Hal ini untuk menata pergerakan wisatawan dan kendaraan agar tidak mengganggu aktivitas warga maupun merusak lingkungan.
Dalam pembahasan anggaran, Banggar DPR akan mendorong skala prioritas. Peningkatan jalan poros menuju Dieng dari arah Wonosobo dan Banjarnegara mungkin menjadi prioritas pertama, diikuti dengan pembenahan jalan lingkar yang menghubungkan situs-situs inti. Pendekatan bertahap ini dinilai lebih realistis dan terukur hasilnya.
Dampak dari perbaikan konektivitas ini diharapkan multi efek. Selain meningkatkan kunjungan wisatawan, akses jalan yang baik akan memudahkan distribusi hasil pertanian masyarakat Dieng, seperti kentang dan sayuran, ke pasar yang lebih luas. Dengan demikian, pembangunan infrastruktur tidak hanya untuk pariwisata, tetapi juga menggerakkan sektor ekonomi pokok masyarakat.
Pada akhirnya, penekanan DPR pada aspek konektivitas ini menunjukkan pemahaman bahwa destinasi wisata kelas dunia membutuhkan dukungan infrastruktur transportasi yang andal. Dengan akses yang mudah dan nyaman, Geopark Dieng akan semakin terbuka bagi wisatawan nusantara dan mancanegara, membawa kemajuan bagi seluruh wilayah dataran tinggi tersebut.