ANTARA/Shutterstock/am

Dokter Menjelaskan Hubungan Antara Kanker Serviks Dan Menopause

Kamis, 30 Jan 2025

Kanker serviks disebabkan oleh infeksi yang berlangsung lama akibat human papillomavirus (HPV), yang mengakibatkan terbentuknya sel-sel abnormal di area leher rahim.

Menurut laporan dari The Hindustan Times pada hari Rabu, beberapa gejala yang umum terjadi pada kanker serviks antara lain adalah perdarahan dari vagina, rasa nyeri di area panggul, dan pembengkakan.

Sementara itu, menopause menandakan berakhirnya fase reproduksi seorang wanita dan sering kali disertai dengan ketidakseimbangan hormon serta perubahan fisik yang signifikan.

Dalam sebuah wawancara dengan HT Lifestyle, Dr. Anjali Kumar, yang menjabat sebagai Direktur Obstetri dan Ginekologi di CK Birla Hospital, Gurugram, menjelaskan bahwa meskipun menopause tidak secara langsung menyebabkan kanker serviks, kondisi yang menyertainya dapat berkontribusi pada perkembangan dan deteksi kanker serviks.

"Memahami hubungan ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan melakukan intervensi yang tepat waktu," jelasnya.

Penurunan kadar estrogen yang terjadi selama menopause dapat menyebabkan atrofi vagina serta penipisan epitel serviks. Perubahan ini membuat leher rahim menjadi lebih rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi HPV yang merupakan penyebab utama kanker serviks.

Gejala kanker serviks, seperti perdarahan yang tidak biasa, dapat tertutupi oleh gejala menopause yang umum, sehingga menghambat proses deteksi dan diagnosis yang lebih awal," ungkap Dr. Anjali Kumar.

Faktor risiko terkait gaya hidup dan kesehatan

- Peningkatan risiko seiring bertambahnya usia: Wanita pascamenopause cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah, sehingga lebih sulit untuk melawan infeksi HPV.

- Kebiasaan merokok: Merokok dapat mempercepat perkembangan kanker serviks dengan merusak sel-sel serviks secara fisik dan mengurangi respons imun.

- Penggunaan kontrasepsi jangka panjang: Wanita yang menggunakan pil kontrasepsi dalam waktu yang lama memiliki risiko sedikit lebih tinggi untuk mengembangkan kanker serviks, bahkan setelah memasuki masa menopause.

Tips Pencegahan:

Skrining secara berkala: Wanita pascamenopause disarankan untuk terus melakukan tes Pap smear dan HPV. Wanita berusia 65 tahun ke atas dengan riwayat hasil tes yang normal dapat menghentikan skrining, namun hal ini harus dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari dokter.

Mengenali tanda-tanda: Segera hubungi dokter jika mengalami perdarahan yang tidak biasa, nyeri, atau keputihan yang mencurigakan, bahkan jika sudah bertahun-tahun setelah menopause.

Gaya hidup yang sehat: Menghentikan kebiasaan merokok, menjaga pola makan yang seimbang, dan mengelola kesehatan secara keseluruhan dapat secara signifikan menurunkan risiko kanker serviks.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.