Indonesia Raih WHO Listed Authority, BPOM Jadi Yang Pertama Dari Negara Berkembang

Jumat, 05 Desember 2025

    Bagikan:
Penulis: Alvin Pratama
Kepala BPOM Taruna Ikrar mengumumkan kabar baik di tengah REN 2025: Indonesia diterima sebagai WHO Listed Authority, sebuah pencapaian historis yang membuktikan kualitas kerja dan standar pengawasan obat dan makanan nasional.

Semarang - Suasana haru dan bangga menyelimuti Aula Balai Besar POM (BBPOM) di Semarang, Kamis (4/12/2025), ketika Kepala BPOM Taruna Ikrar menyampaikan kabar menggembirakan kepada seluruh jajaran yang hadir dalam Rapat Evaluasi Nasional (REN) 2025. Ia mengumumkan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia secara resmi telah diterima sebagai WHO Listed Authority (WLA). Pengakuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ini merupakan prestasi luar biasa, karena menjadikan Indonesia sebagai negara berkembang pertama yang berhasil masuk dalam daftar bergengsi tersebut, mengungguli banyak negara anggota G20 lainnya.

Pencapaian status WHO Listed Authority bukanlah proses yang instan. Taruna Ikrar dengan penuh penghargaan menceritakan perjuangan panjang yang telah dilakukan BPOM selama bertahun-tahun, bahkan sejak kepemimpinan terdahulu. Ia menyebut bahwa prestasi ini adalah hasil dari kerja keras, ketekunan, dan dedikasi kolektif seluruh insan BPOM, yang tak kenal lelah berjibaku hingga larut malam untuk memenuhi berbagai standar dan persyaratan yang ditetapkan. Capaian ini adalah "rezeki" yang diraih atas dasar kesungguhan dan komitmen yang tidak pernah padam.

Status WLA merupakan pengakuan internasional tertinggi terhadap kredibilitas, kapasitas, dan kemandirian sistem pengawasan obat dan makanan (National Regulatory Authority) suatu negara. Dengan masuknya BPOM dalam daftar ini, berarti sistem regulasi dan pengawasan Indonesia diakui telah memenuhi standar global yang ketat dalam menjamin keamanan, khasiat, dan mutu produk obat serta vaksin yang beredar. Ini adalah reputasi yang sangat tinggi nilainya di mata dunia.

Pengakuan ini membawa implikasi positif yang sangat signifikan bagi Indonesia. Salah satu dampak langsung yang diharapkan adalah memperlancar akses Indonesia terhadap vaksin, obat-obatan esensial, dan produk kesehatan lainnya dari pasar global. Produsen obat internasional akan memiliki kepercayaan lebih tinggi untuk mendistribusikan produknya di Indonesia, karena pengawasannya telah diakui setara dengan standar WHO. Hal ini pada akhirnya akan memperkuat ketahanan kesehatan nasional.

Prestasi ini juga menjadi momentum untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah kesehatan global. Sebagai negara berkembang pertama yang meraih WLA, Indonesia dapat menjadi contoh dan mitra strategis bagi negara-negara lain dalam penguatan sistem regulasi kesehatannya. Pencapaian ini membuktikan bahwa dengan kerja keras dan tata kelola yang baik, institusi di negara berkembang mampu mengejar dan menyamai standar internasional.

Di tingkat internal, pengakuan WLA diharapkan menjadi pemacu semangat dan motivasi baru bagi seluruh jajaran BPOM. Taruna Ikrar menyampaikan apresiasi yang mendalam atas kontribusi setiap orang dalam perjalanan panjang ini. Prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi dan kerja sama tim yang solid mampu membawa lembaga mencapai tujuan yang paling tinggi sekalipun.

Dengan diraihnya status WHO Listed Authority, BPOM Indonesia tidak hanya membawa nama baik bangsa, tetapi juga mengukuhkan komitmennya untuk terus melindungi masyarakat dengan standar tertinggi. Prestasi bersejarah ini menjadi landasan yang kokoh bagi BPOM untuk terus berkembang, berinovasi, dan meningkatkan pelayanannya, seiring dengan pengakuan dunia atas kapabilitasnya.

(Alvin Pratama)

Baca Juga: Kepala BPOM Penny K. Lukito Terima Award Kebijakan Unggul IKK 2025
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.