Sekelompok jurnalis dari berbagai negara mengunjungi Museum Peringatan Revolusi Hongyan di Kota Chongqin, China, pada hari Selasa. Museum ini dulunya merupakan markas Selatan Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (CPC) selama perang melawan Jepang. Kunjungan ini dilakukan setelah para jurnalis yang diundang oleh Departemen Internasional CPC meninjau Komunitas Minzuchan, yang menyediakan tempat tinggal bagi warga senior dengan fasilitas yang lengkap dan nyaman. Museum ini terletak di tepi Sungai Jialiang, di Desa Tebing Merah, Tebing Zengjia, dan merupakan lokasi bekas Pendirian museum bertujuan untuk melestarikan warisan budaya revolusioner Hongyan, melakukan penelitian terhadap sumber daya budaya revolusioner, mengeksplorasi semangat Hongyan, serta menyebarluaskan pengetahuan mengenai sejarah revolusioner. Museum ini mencakup Monumen Revolusi Hongyan di Chongqing, Monumen Revolusi Gunung Gele, aula pameran sejarah Partai Komunis Tiongkok, dan berbagai kelompok warisan budaya lainnya. Selain itu, museum ini juga memiliki 42 situs peninggalan, termasuk Situs Peringatan Perang Anti Jepang dan sejumlah peninggalan bersejarah yang dikelola oleh Pemerintah Chongqing. Di lokasi tersebut, generasi proletar revolusioner yang terdahulu seperti Mao Zedong, Zhou Enlai, dan Dong Bivu bekerja dan tinggal. Setelah mengunjungi museum, peserta diajak ke restoran Chongqing Hotpot, yang menyajikan masakan khas daerah tersebut, memanfaatkan terowongan panjang yang dibangun untuk melindungi warga dari ancaman bom Jepang.