Antara/Muhammad Iqbal

Alasan Mengapa Penerbangan Sering Mengalami Keterlambatan Menurut Kemenhub Dan Lion Air

Senin, 26 Mei 2025

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Lukman F. Laisa menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan keterlambatan penerbangan domestik, salah satunya adalah faktor cuaca.

Berdasarkan informasi yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, tingkat ketepatan waktu atau on-time performance (OTP) kumulatif penerbangan selama periode angkutan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah atau Lebaran 2025, yang berlangsung dari 21 Maret hingga 11 April 2025, tercatat sebesar 83 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan rute internasional yang mencapai 91,88 persen.

"Tingginya on-time performance internasional dipengaruhi oleh fasilitas bandara di luar negeri yang lebih baik, sehingga waktu transit dapat berjalan lebih cepat," ungkap Lukman dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, pada Kamis, 22 Mei 2025, seperti yang dikutip dari Antara.

Sementara itu, data kumulatif OTP penerbangan domestik untuk periode Januari hingga April 2025 menunjukkan angka 78,7 persen, yang mengalami penurunan dari 79,73 persen pada periode yang sama tahun lalu. Menurut Lukman, ada beberapa faktor yang menyebabkan keterlambatan penerbangan domestik, termasuk teknis operasional, maskapai, dan cuaca.

"Namun, faktor yang paling dominan (menyebabkan keterlambatan) adalah cuaca," jelas Lukman.

Untuk mengatasi masalah ini, Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub telah menetapkan beberapa kebijakan, di antaranya adalah kebijakan manajemen keterlambatan (delay management) melalui Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 89 Tahun 2015 tentang Penanganan Keterlambatan Penerbangan.

Selain itu, terdapat juga kebijakan mengenai operasional penerbangan yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penyelenggaraan oleh maskapai, sebagaimana diatur dalam Permenhub Nomor 2 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur Lion Air Group, Daniel Putut Kuncoro Adi, tidak membantah bahwa cuaca sering kali menjadi penyebab keterlambatan penerbangan domestik. Dia juga menekankan adanya jarak antara terminal di bandara yang menjadi faktor lain yang memicu keterlambatan pesawat.

Daniel menjelaskan bahwa agen perjalanan daring sering menawarkan tiket penerbangan dengan transit dari maskapai yang berbeda. Dia memberikan contoh, penumpang yang terbang dari Medan ke Jayapura mungkin harus transit di Bandara Soekarno-Hatta, di mana Lion Air mendarat di Terminal 1A, sementara Garuda Indonesia lepas landas dari Terminal 3.

“Bayangkan Lion Air mendarat di Terminal 1A, Garuda berangkat dari Terminal 3, bagaimana cara menghubungkan Terminal 1A ke Terminal 3,” ujar Daniel.

Menurutnya, meskipun ada alat transportasi berupa kereta layang di Bandara Soekarno-Hatta, fasilitas tersebut belum berfungsi secara optimal karena lokasinya yang berada di luar terminal. Dia juga menekankan pentingnya mendesain ulang

kereta layang agar dapat terintegrasi di dalam terminal, seperti di bandara lainnya.

“Jika ada penumpang yang memilih opsi ini (tiket pesawat dengan transit dari maskapai yang berbeda) dalam jumlah besar, kontribusi terhadap keterlambatan pun semakin besar. Oleh karena itu, perlu ada desain konektivitas untuk mempercepat,” kata Daniel.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.