Hingga saat ini, Kementerian Transportasi Korea Selatan belum memberikan pernyataan terkait penemuan bulu dan darah di kedua mesin tersebut. Pembaruan mengenai kecelakaan Jeju Air mengindikasikan bahwa penyelidik menemukan bulu burung dan darah pada kedua mesin jet yang terlibat dalam insiden di Korea Selatan pada Desember 2024, yang mengakibatkan 179 orang kehilangan nyawa. Informasi ini disampaikan oleh sumber yang akrab dengan perkembangan penyelidikan kepada Reuters pada hari Jumat, 17 Januari 2025. Menurut laporan dari The Straits Times, para penyelidik mengungkapkan bahwa pada awal Januari 2025, bulu-bulu burung ditemukan di salah satu mesin yang diangkat dari lokasi kecelakaan, dan terdapat rekaman video yang menunjukkan burung menabrak mesin tersebut. Namun, hingga saat ini, Kementerian Transportasi Korea Selatan belum memberikan tanggapan terkait temuan bulu dan darah di kedua mesin jet tersebut. Di samping itu, dua kotak hitam dari pesawat Jeju Air, yang sangat penting untuk menentukan penyebab kecelakaan ini, berhenti merekam sekitar empat menit sebelum insiden terjadi. Hal ini tentunya menambah tantangan dalam proses penyelidikan yang sedang berlangsung. Sim Jai-dong, mantan penyelidik kecelakaan di Kementerian Transportasi Korea Selatan, menyatakan pada 12 Januari bahwa hilangnya data ini sangat mengejutkan dan menunjukkan bahwa semua sumber daya, termasuk cadangan, mungkin telah terputus, suatu kejadian yang jarang terjadi. Kejadian tabrakan burung atau bird strike yang melibatkan kedua mesin pesawat ini tergolong sebagai insiden yang jarang terjadi dalam industri penerbangan secara internasional. Namun, ada beberapa contoh di mana pilot mampu mendaratkan pesawat dengan selamat tanpa menimbulkan korban jiwa dalam situasi serupa, seperti pendaratan darurat di sungai yang dikenal sebagai "Miracle on the Hudson" di Amerika Serikat pada tahun 2009 dan pendaratan di ladang jagung di Rusia pada tahun 2019. Kecelakaan Jeju Air di Korea Selatan Pada tanggal 29 Desember, sebuah pesawat Boeing 737-800 yang berangkat dari Bangkok, ibu kota Thailand, menuju Muan, sebuah daerah di barat daya Korea Selatan, mengalami kecelakaan yang sangat menyedihkan. Pesawat tersebut mendarat dalam posisi terbalik dan keluar dari landasan pacu bandara regional, kemudian terbakar setelah menabrak tanggul. Insiden ini menjadi salah satu bencana penerbangan terburuk di Korea Selatan, di mana hanya dua awak yang berada di bagian ekor pesawat yang berhasil selamat. Sekitar empat menit sebelum kecelakaan terjadi, salah satu pilot melaporkan bahwa pesawat telah mengalami tabrakan dengan burung dan segera mengumumkan keadaan darurat. Pilot berusaha melakukan pendaratan darurat dengan mencoba mendarat di ujung landasan yang berlawanan, berdasarkan informasi dari otoritas Korea Selatan. Dua menit sebelum pilot mengeluarkan panggilan darurat mayday, kontrol lalu lintas udara telah memberikan peringatan untuk berhati-hati terkait "aktivitas burung" di area tersebut.