Tagana Dan KSB Jadi Ujung Tombak Penyaluran Bantuan Untuk Korban Banjir Rob Indramayu

Selasa, 09 Desember 2025

    Bagikan:
Penulis: Attar Yafiq
Relawan dari Tagana dan KSB turun langsung membantu operasi tanggap darurat banjir rob di Kandanghaur, dari pendirian dapur umum hingga pendistribusian bantuan ke warga terdampak. (Foto: Arsip Pemkab Indramayu)

Desa Eretan Kulon, Indramayu - Di garis depan penanganan banjir rob di Indramayu, seragam khas Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan anggota Kampung Siaga Bencana (KSB) terlihat sibuk berkoordinasi. Mereka adalah tulang punggung operasional dari respon darurat yang dikoordinir Pemkab Indramayu. Peran mereka tidak tergantikan, mulai dari mendirikan dapur umum sementara hingga memastikan paket bantuan sampai ke tangan warga yang benar-benar membutuhkan. Partisipasi aktif masyarakat melalui kelembagaan ini menjadi kunci kelancaran penanggulangan bencana.

Dapur umum yang berdiri di Desa Eretan Kulon adalah bukti nyata kerja keras mereka. Di bawah koordinasi Dinas Sosial dan BPBD Indramayu, para relawan ini mengelola segala kebutuhan logistik, mulai dari penyiapan bahan makanan, memasak, hingga pendistribusian makanan siap santap. Dapur ini melayani warga dari tiga desa yang parah terdampak, menjadi sumber energi dan penenang di saat situasi serba tidak pasti.

Keterlibatan Tagana dan KSB bukan sekadar tenaga tambahan. Mereka membawa pemahaman lokal yang mendalam tentang kondisi sosial dan geografis wilayah terdampak. Pengetahuan ini sangat vital ketika tim gabungan melakukan monitoring dan asesmen lapangan di lokasi seperti Desa Bulak dan Desa Ilir. Mereka membantu mengidentifikasi titik-titik rawan dan keluarga yang paling rentan, memastikan tidak ada seorang pun yang tertinggal.

Kolaborasi antara pemerintah daerah dan komponen masyarakat ini adalah model sinergi yang efektif. Dalam operasi penyaluran bantuan di Kantor Kecamatan Kandanghaur, aparatur desa dan kecamatan bekerja berdampingan dengan para relawan. Pembagian peran yang jelas—pemerintah menyediakan sumber daya dan koordinasi, sementara relawan menjalankan eksekusi di lapangan—menciptakan respons yang cepat dan terukur.

Keberadaan KSB, sebagai struktur siaga bencana di tingkat komunitas, membuktikan pentingnya investasi dalam pendidikan kebencanaan masyarakat. Saat bencana terjadi, mereka yang telah dilatih menjadi garda terdepan yang paling memahami cara bertindak. Hal ini mengurangi ketergantungan penuh pada bantuan dari luar dan mempercepat waktu respons, yang dalam situasi darurat dapat menyelamatkan jiwa.

Semangat kerelawanan yang ditunjukkan oleh Tagana dan KSB juga memicu solidaritas yang lebih luas di masyarakat. Aksi nyata mereka menginspirasi warga lain untuk turut membantu, baik dengan tenaga, pikiran, maupun sumber daya yang mereka miliki. Terciptalah ekosistem saling tolong-menolong yang memperkuat ketahanan sosial komunitas secara keseluruhan.

Peran strategis relawan ini diakui sebagai bagian integral dari sistem penanggulangan bencana nasional. Mereka adalah perpanjangan tangan pemerintah di tingkat tapak, sekaligus pengawal yang memastikan bantuan pemerintah tepat sasaran. Dedikasi mereka mengisi celah-celah yang mungkin tidak terjangkau oleh mekanisme birokrasi formal.

Kisah para relawan di Kandanghaur ini menyampaikan pesan kuat tentang kekuatan komunitas. Bencana, meski menyisakan duka, juga kerap memunculkan wajah-wajah kepahlawanan tanpa nama. Tagana, KSB, dan seluruh elemen masyarakat yang terlibat menjadi penjaga nyali kolektif, menunjukkan bahwa dengan gotong royong, setiap kesulitan dapat dihadapi dengan lebih baik.

(Attar Yafiq)

Baca Juga: Jawab Tantangan Global, Kemendikbud Fokus Pada Literasi Digital Guru Bahasa Inggris
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.